Sabtu, 25 Juli 2020

Jenis Kopi Arabika Terbaik Dari Berbagai Daerah Di Indonesia

Untuk menambah wawasan kita dan khususnya bagiku sendirir tentang seluk beluk perkopian, sengaja ku kutip artikel mengenai kopi arabika ini dari web coffeeland Indonesia. pada blogku ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua...

 

Salah satu jenis kekayaan alam yang dimiliki Indonesia adalah kopi dan beberapa jenis kopi Indonesia ini gaungnya sudah terdengar luas di dunia. Indonesia bahkan sudah masuk dalam urutan ke-4 penghasil kopi terbaik kelas dunia. Sebut saja Aceh gayo, Mandheling, Toraja, Flores dan masih banyak lagi, lebih dari 15 daerah penghasil kopi unggulan Indonesia.
Kami merekomendasikan delapan jenis kopi arabika terbaik dari berbagai daerah di Indonesia yang bisa anda coba terlebih dahulu. Berikut rekomendasi kopi arabika beserta karakter dan daerahnya:
  1. Kopi Gayo
    Kopi Gayo merupakan jenis kopi Arabika yang sudah terkenal di berbagai belahan dunia. Kopi arabika gayo mempunyai rasa paling khas dan disukai dibandingkan kopi arabika yang di tanam di tempat lain. Kopi gayo mempunyai cita rasa yang tinggi yaitu dengan aroma yang nikmat serta khas, tingkat keasaman yang lebih rendah dan memiliki kepahitan yang kuat. Dilihat dari body sendiri, kopi khas Aceh ini kental, atau disebut full body.Kopi Aceh Gayo adalah kopi berjenis Arabika. Tidak hanya memiliki rasa dan wangi yang khas, jenis kopi terbaik Indonesia ini juga memiliki beberapa khasiat. Salah satunya adalah untuk menangkal radikal bebas serta memaksimalkan metabolisme tubuh.
  2. Kopi Toraja
    Kopi asal Tana Toraja ini juga sangat tersohor kenikmatannya. Rasa identik dari kopi ini ialah kecokelatan, tembakau, atau caramel. Dari segi tingkat keasaman dan bodynya medium, cocok bagi semua kalangan yang tidak suka terlalu asam atau terlalu pahit.Anda akan terkejut saat pertama kali mencobanya.  Lidah anda akan merasakan rasa pahit yang menghilang sesaat yang tidak menyisakan bekas rasa pahit di lidah. Rasa inilah yang digemari para penikmat kopi nusantara dan mancanegara.
  3. Kopi Bali Kintamani
    Selain pesona wisata yang sangat terkenal di dunia. Bali juga mempunyai permata yang tersembunyi yaitu penghasil kopi terbaik di dunia.Di daerah kintamani Bali mempunyai kopi yang memiliki ciri khas yang beda dari yang lain.Kopi Bali Kintamani bercita rasa bercampur dengan rasa buah yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Bercita rasa keasaman bercampur dengan rasa segar cita rasa yang unik. Hal ini di sebabkan oleh sistem penanaman biji kopi yang bercampur dengan beraneka ragam sayuran atau yang biasa disebut dengan sistem tumpang sari.
  4. Kopi Flores
    Kopi di flores tumbuh subur karena  adanya abu vulkanik dari gunung berapi. Keunikan jenis kopi flores ialah karena rasa yang bisa dihasilkan sagat beragam mulai cokelat, spicy, tembakau, strong, citrus, bunga, hingga kayu. Dengan tekstur kental, kopi ini cenderung memiliki tingkat keasaman yang tinggi.
  5. Kopi Jawa (Java)
    Jenis kopi yang sudah mulai terkena sejak abad ke-17 ini tetap menjadi pilihan terbaik bagi para petinggi Belanda dengan aroma rempah. Proses giling basah ini juga membuat kopi Jawa sangat nikmat dan menjadi salah satu kopi berkualitas tinggi di dunia.
  6. Kopi Wamena
    Seperti namanya, jenis kopi ini tumbuh secara subur di Pegunungan Wamena dengan aroma ringan namun sangat harum karena para petani hanya memakai bahan organik untuk menanam tanaman kopi tersebut. Ciri khas dari kopi ini adalah rasanya yang sangat original tidak ada ampas, harum dan juga tidak meninggalkan rasa asam pada lidah anda. Jadi akan terasa kopi yang original, ringan tanpa ampas, harum dan tidak meninggalkan rasa asam di lidah.
  7. Kopi Mandheling
    Kopi Mandailing adalah jenis kopi yang dibawa Belanda menuju Indonesia tahun 1699 yang kemudian ditanam di Sumatera lebih tepatnya Mandailing Natal, Kabupaten Pakantan, Sumatera Utara. Kopi ini sudah sangat terkenal di dunia sejak tahun 1878 dengan cita rasa dan aroma yang sangat kuat dan hanya ditanam di dataran Mandailing saja sehingga membuat kopi ini sangatlah spesial.
  8. Kopi Malabar
    Meski kopi arabika yang satu ini ditanam di dataran yang tidak terlalu tinggi, tetapi proses pasca panennya yang rapih dan terstruktur membuat hasilnya menjadi salah satu yang terbaik. Jika lihat petani di kebunnya pasca panen, itu sangat rapi terstruktur prosesnya jadi taste-nya lebih bagus dan beragam. Ada natural process, semi wash sampai full wash proces
 Sumber : Coffeeland Indonesia

Rabu, 08 Juli 2020

Sejarah dan Jenis Kopi Dunia

Artikel ini kucopy dari Sasamecoffee.com   untuk menambah pengetahuan tentang perkopian bagiku dan bagi kita semua, terutama yang belum tahu dan pengen tahu tentang perkopian mumpung saat ini lagi demam kopi dimana mana, berikut artikelnya:


Sejarah dan Jenis Kopi Dunia 
Sejarah dan Jenis Kopi Dunia & IndonesiaSejarah kopi konon bermula pada abad ke-9 di Ethiopia. Namun, budidaya dan perdagangan kopi baru mulai populer pada abad ke-15 oleh pedagang Arab di Yaman. Kopi mencapai Eropa pada abad ke-17 namun tidak dapat tumbuh baik di sana. Bangsa-bangsa Eropa lantas menggunakan daerah jajahannya untuk membudidayakan tanaman kopi. Indonesia, yang diduduki Belanda, memiliki andil yang besar dalam sejarah dan persebaran jenis kopi di dunia.

Asal Usul Kopi
Sejarah kopi sangat erat kaitannya dengan peradaban kaum muslim era kekhalifahan. Peradaban muslim punya pengaruh yang besar bagi perkembangan peradaban dunia, baik dalam hal sains, teknologi, budaya, seni, sastra, hingga kuliner. Budaya minum kopi adalah salah satunya

Budaya Minum Kopi Orang Muslim

Konon, tanaman kopi pertama kali ditemukan di daratan Afrika, tepatnya di daerah yang merupakan bagian dari negara Ethiopia, yaitu Abyssinia. Masyarakat Ethiopia mulai mengkonsumsinya sejak abad ke-9. Pada saat itu kopi belum dikenal luas di dunia.
Biji kopi menjadi komersial setelah dibawa oleh para pedagang Arab ke Yaman pada pertengahan abad ke-15. Kopi dipopulerkan menjadi minuman oleh orang-orang muslim. Istilah kopi juga lahir dari bahasa Arab, qahwah yang berarti kekuatan.
Berkat peradabannya yang lebih maju dari Afrika, Arab membudidayakan kopi sendiri dan mengekspornya ke penjuru dunia. Orang-orang muslim mulai menyebarluaskan kopi melalui Pelabuhan Mocha, Yaman.
Berdasarkan literatur sejarah kopi, minuman ini sempat menjadi komoditas utama di dunia Islam. Minuman kopi sangat populer di kalangan peziarah kota Mekah meskipun beberapa kali dinyatakan sebagai minuman terlarang. Para peziarah meminumnya untuk mengusir kantuk dan tetap terjaga saat beribadah malam.

Era Kekhalifahan dan Penyebaran Kopi ke Eropa

Pada masa kekhalifahan Turki Utsmani di abad ke-15, kopi menjadi sajian utama di setiap perayaan. Melalui Turki inilah, minuman pahit berwarna hitam kecokelatan ini mulai dikenal dan disukai oleh orang-orang Eropa.
Perbedaan budaya dan bahasa membuat bangsa Turki menyebut qahwah menjadi kahveh. Mulai dari sinilah kemudian orang-orang Belanda mengenal dan menyebutnya koffie.
Orang-orang Kristen Eropa mengadopsi kebiasaan minum kopi karena erat kaitannya dengan kemegahan dan kekayaan orang-orang Turki Ustmani. Pada saat itu, kopi arabika merupakan primadona bahkan menjadi minuman kelas menengah di Inggris pada tahun 1600-an.
Kopi lantas menjadi komoditas penting di dunia. Orang-orang Eropa mencoba membudidayakannya sendiri. Namun, seringkali upaya tersebut gagal karena tanaman kopi tidak bisa tumbuh baik di sana.
Oleh karena tidak bisa tumbuh baik di negerinya, beberapa negara di Eropa membawa tanaman ini ke daerah lain. Biasanya mereka memanfaatkan negara koloni atau jajahannya.

Legenda tentang Asal Usul Minuman Kopi

Ada dua kisah legendaris tentang sejarah kopi. Legenda tersebut berkisah tentang Khaldi yang bertemu dengan kambing-kambing, dan Omar yang bekerja sebagai tabib. Dua mitos ini menceritakan awal manusia mulai mengonsumsi kopi.
Kedua kisah tersebut sangat terkenal dan mendunia. Siapa saja yang mencoba untuk menelusuri sejarah kopi akan bertemu dengan dua mitos ini.

1. Khaldi dan Kambing yang Menari


Sejarah Kopi - Khaldi dan KambingCerita ini merupakan mitos yang lahir di Ethiopia. Seiring dengan persebaran kopi di dunia, kisah ini pun tersebar secara lisan hingga melegenda.
Konon, hiduplah seorang lelaki penggembala kambing bernama Khaldi pada kisaran tahun 850. Suatu hari, kambing-kambingnya melompat-lompat kegirangan seperti sedang menari. Usut punya usut, ia mendapati kambingnya telah memakan buah beri merah dari pohon yang asing.
Penasaran dengan yang dialami kambingnya, Khaldi mencoba buah tersebut. Setelah memakannya, ia menjadi bersemangat seperti kambing-kambingnya itu.
Khaldi menceritakan apa yang dialaminya kepada petapa atau biarawan. Si biarawan kemudian tertarik untuk mencoba buah ajaib itu. Ia pun bisa menjadi lebih kuat dan terjaga sepanjang malam tanpa mengantuk untuk berdoa.
Oleh karena buah tersebut terasa sangat pahit, maka biarawan itu mulai mengolahnya. Ia mencoba memanggang dan menyeduh buah tersebut. Sejak itulah kopi mulai dikenal sebagai minuman yang dapat menambah tenaga dan mengusir rasa kantuk.

 2. Omar Si Tabib Sufi

Pada suatu hari, hidup seorang tabib penganut sufi di kota Mocha, Yaman. Ia bernama Ali bin Omar al Shadili dan biasa disapa Omar.
Omar dikenal sebagai tabib yang memadukan tindakan medis dengan doa. Hampir segala penyakit bisa ia sembuhkan dengan cara itu. Ia pun menjadi tabib terkenal dan terpercaya di kota Mocha.
Kepopuleran Omar tersebut tidak disukai oleh penguasa lokal. Segala upaya dilakukan untuk menjatuhkan Omar, seperti menggosipkannya telah bersekutu dengan setan untuk menyembuhkan pasiennya. Akhirnya masyarakat mengusir Omar dari Mocha.
Omar pergi menjauh dan tinggal di dalam gua di luar kota Mocha. Pada saat ia mulai kelaparan, ia menemukan semak yang penuh dengan buah beri berwarna merah.
Omar berpikir bahwa buah tersebut merupakan tanda Tuhan hendak menyelamatkannya. Ia pun memakan buah itu untuk mengusir rasa laparnya. Oleh karena rasa beri merah itu pahit, segala cara dilakukannya untuk mengolah buah itu hingga ke bijinya.
Usaha Omar tidak membuahkan hasil karena ia tetap tak bisa menikmati buah itu. Ia pun hanya meminum cairan dari biji buah itu untuk memuaskan rasa hausnya. Tidak disangka, cairan yang ia minum mampu menyegarkan tubuhnya.
Singkat cerita, banyak pasien datang ke gua dan meminta Omar untuk kembali menyembuhkan penyakit orang-orang. Omar pun mulai menggunakan air seduhan dari biji buah beri itu sebagai obat mujarab. Air itu pun terkenal dan disebut dengan nama Mocha.

Demikian Artikel ini ku posting, semoga manfaat bagi kita kita yang pemula, untuk lengkapnya silahkan lihat di sumber artikel di bawah

Sumber Artikel dari www.sasamecoffee.com

Selasa, 07 Juli 2020

SYIIR CORONA

Karangan Yahya Umar

 










 
Sungguh malang nasib dunia
Yang sedang dilanda corona
Entah kapan berakhirnya
Tak ada yang bisa menerka
Wabah ini sangat dahsyat
Menjalarnya sangat cepat
Meski bentuk tak terlihat
Menularnya bagai kilat
Virus corona bikin takut
Semua negara kalang kabut
Manusia bertekuk lutut
Tak ingin corona menjemput
Banyak sudah jatuh korban
Jumlahnya sampai ribuan
Ke mana cari perlindungan
Dari wabah yang mematikan
Ada yang memilih lockdown
Menutup diri untuk perlindungan
Keluar-masuk orang sangat dilarang
Agar corona tak datang menyerang
Indonesia pun ketularan
Ekonomi kelimpungan
Banyak karyawan dirumahkan
Banyak orang jadi pengangguran
Presiden memberi perintah
Semuanya harus di rumah
Bekerja maupun ibadah
Belajar pun tak boleh di sekolah
Corona merupakan pelajaran
Kepada segenap insan
Tak ada satupun kekuataan
Di atas kekuatan Tuhan
Ya Tuhan yang Maha Kuasa
Beri kami kekuatan asa
Kabulkanlah doa bangsa
Musnah corona, jangan tersisa
                                                              Singaraja, 16-4-2020

Sumber Caption : Pinterest

Kamis, 02 Juli 2020

Demokrasi La Roiba Fih

"Demokrasi itu harga mati.
Demokrasi itu kebenaran sejati.
Demokrasi itu la roiba fi h, tak ada keraguan padanya."
 
Dengan pandangan yang jernih, Cak Nun mengulas masalah demokrasi dinegeri kita. Demokrasi itu bak ”perawan”, yang merdeka dan memerdekakan.
Watak utama demokrasi adalah ”mempersilakan”. Tidak punya konsep menolak, menyingkirkan, atau membuang. Semua makhluk penghuni kehidupan berhak hidup bersama ”si perawan” yang bernama demokrasi, bahkan berhak memperkosanya: yang melarang memperkosa bukan si perawan itu sendiri, melainkan ”sahabat”-nya yang bernama moral dan hukum.
Di mata Cak Nun, berbagai persoalan apa saja menjadi sangat menarik. Dengan rasa nasionalisme yang tinggi mengulas masalah pemilihan presiden, golput, paguyuban ahli surga, bahkan menyentil negeri kita layaknya Gatotkaca gagah perkasa tetapi menderita sakit lupus. Dan yang tak kalah penting, bagaimana soal Islam Indonesia yang bersikap ”look up” kepada Timur Tengah, sementara Timur Tengah cenderung ”look down” kepada Islam Indonesia. Bagaimana sikap kita terhadap masalah ini?
Seluruh tulisan Cak Nun memberikan ketenangan batin, mencerahkan hati dan pikiran kita. Memberikan jalan bagaimana seharusnya kita bersikap terhadap berbagai persoalan di negeri kita atau mengenai negara lain. (Repositori Emha Ainun Nadjib) 
 
Sumber Gambar : CakNun