Minggu, 09 Desember 2018

KISAH BURUNG PIPIT


https://dailypainters.com/paintings/280427/Young-at-Heart-Finch-Bird-Oil-Painting/Linda-McCoy/Kisah ini memang sudah sering kita dengar dimana-mana baik dari para ustad maupun para motivator bahkan juga banyak dari dunia maya, namun aku suka membacanya berulang kali, karena kisah ini sangat inspiratif, dan membuat kita semakin istiqomah dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.....

Konon ketika Nabi Ibrahim Alaihissalam dibakar oleh Raja Namruz dan kaumnya karena beliau tidak mau mengikuti ajaran Namruz, ada seekor burung pipit, yang bolak balik menuju tempat pembakaran tersebut seraya menumpahkan air yang diambilnya dengan paruhnya yang kecil sebagai upaya untuk memadamkan api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim AS.

Melihat kelakuan sang burung pipit tersebut seekor cicak, mencemooh dan berkata pada pipit,
"Hai pipit..bodohnya yg kau lakukan itu.Paruhmu yg kecil hanya bisa menghasilkan beberapa tetes air saja, mana mungkin bisa memadamkan api itu"

Burung pipit menjawab :
"Wahai cicak, memang rasanya tak mungkin aku bisa memadamkan api yg besar itu. Tapi aku tak mau jika Allah melihatku diam saja saat sesuatu yang Allah cintai di zhalimi."
“Allah tidak akan bertanya kepadaku apakah aku berhasil memadamkan api itu atau tidak. Tapi aku lebih takut Allah akan menanyakan apa yang aku lakukan saat melihat kezaliman di depan mataku! Dan yang paling penting Allah akan melihat dimana aku berpihak."

Cicak terus tertawa sambil menjulurkan lidahnya ia berusaha meniup api yg membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam.Memang tiupan cicak tidak ada artinya, tidak menambah besar api yg membakar Nabi Ibrahim Alaihissalam. Tapi Allah melihat dimana sang cicak berpihak.

Dari kisah sederhana ini, dapat kita ambil pelajarannya, bahwa sekecil apapun yang kita lakukan untuk melawan kezholiman tetap dicatat pahalanya oleh Allah SWT, walaupun mungkin hal kecil yang kita lakukan itu tidak berarti apa-apa terhadap apa yang kita perjuangkan, namun Allah akan mencatat dimana kita berpihak....

Wallahu a’lam bish-shawab


#Picture from https://dailypainters.com/paintings/280427/Young-at-Heart-Finch-Bird-Oil-Painting/Linda-McCoy/

Minggu, 23 September 2018

GEMA KEHIDUPAN

Seorang anak kecil dan ayahnya sedang berjalan di sebuah gunung. Tiba-tiba anak itu tergelincir dan menjerit,  "Aaaaahhh!!!" Betapa kagetnya ia, ketika mendengar ada suara dari balik
gunung, "Aaaaahhh!!!"

Dengan penuh rasa ingin tahu, ia berteriak,  "Hai siapa kau?" Ia mendengar lagi suara dari balik gunung, "Hai siapa kau?"
Ia merasa dipermainkan dan dengan marah berteriak lagi,  "Kau pengecut..!!" Sekali lagi dari balik gunung terdengar suara, "Kau pengecut..!!"

Ia lalu menengok ke ayahnya dan bertanya,  "Ayah, sebenarnya apa yang terjadi?"
Ayahnya tersenyum dan berkata, "Anakku, mari perhatikan ini"

Kemudian  ia berteriak sekuat tenaga pada gunung,  "Aku mengagumimu..!!"
Dan suara itu menjawab,  "Aku mengangumimu..!!"

Sekali lagi ayahnya berteriak,  "Kau adalah sang juara..!!"
Suara itu pun menjawab lagi,  "Kau adalah sang juara..!!"

Anak itu merasa terheran-heran, tapi masih juga belum memahami. Kemudian ayahnya menjelaskan,
"Nak, orang-orang menyebutnya GEMA, tetapi sesungguhnya inilah yang dimaksud dengan hidup itu. Ia akan mengembalikan padamu apa saja yang kau lakukan dan katakan. Hidup kita ini hanyalah
refleksi dari tindakan kita. Bila kau ingin mendapatkan lebih banyak cinta kasih di dunia ini, maka berikanlah cinta kasih dari hatimu. Bila kau ingin mendapatkan kebaikan dari orang lain, maka berikanlah kebaikan dari dirimu.  Hal ini berlaku pada apa saja dan pada semua aspek dalam  hidup. Hidup akan memberikan apa yang telah kamu berikan padanya. Maka, sebenarnya hidup ini
BUKAN SUATU KEBETULAN. Hidup adalah pantulan dari dirimu; gema dirimu."


(diadaptasi dari: "The Echo of Life", unknown)